Perbanyak Doa ini di Bulan Ramadan

AHMADBINHANBAL.COM – Banyak hadis yang menyebutkan keutamaan bulan Ramadan, yang memberi motivasi umat Islam untuk memperbanyak amal ibadah, baik di waktu siang, maupun di waktu malam harinya. Pada bulan Ramadan, pintu-pintu surga terbuka, pintu neraka tertutup, dan setan-setan dibelenggu.

Khutbah Nabi di Akhir bulan Sya’ban

Hadis paling komplit yang menyebutkan keutamaan bulan Ramadan adalah hadis riwayat Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi, dan Ibnu Hayyan dari Sahabat Salman radhiyallahu anhu.

Dari hadis ini pula akan didapatkan 4 amalan yang dianjurkan untuk dibaca ketika Ramadan.

قَالَ سَلْمَانُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: خَطَبَنَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ آخِرِ يوْمٍ مِنْ شَعْبَانِ، فَقَالَ:

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخِصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَة فِيْمَا سِوَاهُ،

وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ،

قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يفطرُ الصَّائِمُ. فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةَ مَاءٍ أَوْ مَذقَةَ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ،

وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، : خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.

Artinya:

Salman Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkhutbah di hari terakhir bulan Sya’ban. Beliau berkata,

”Wahai manusia, sungguh telah dekat kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan, bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai sunah. Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya.

Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga, bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan dimana rizki orang-orang yang beriman ditambah. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.

Mereka (para sahabat) berkata : “Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka.”

Rasulullah menjawab: “Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu”.

Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka . Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

Dan perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka .

Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku, dimana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga“.

Ulama menyebutkan, hadis tersebut dari sisi riwayatnya dipandang daif (lemah). Namun diriwayatkan lebih puluhan riwayat, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadis-hadis shahih. Maka pada hakikatnya meskipun hadits ini riwayatnya dha’if, namun merupakan perpaduan hadits-hadits shahih yang terpisah.

Selain itu, ulama pun telah memberikan kesepakaatan bahwa diperbolehkan beramal dengan hadis daif dalam fadhailul amal (keutamaan amal) selama kadar daifnya tidak sampai derajat hadis yang dipalsukan atas nama Nabi (hadis Maudhu’).

Oleh sebab itu, menurut Al-Habib Abdullah bin Mahfudz bin Muhammad Al-Haddad dalam bukunya, ‘Terjemah Kitab Fatawa Ramadhan Menjawab Berbagai Persoalan Puasa Ramadhan‘ terbit oleh Jejak Publisher, 2021, hal. 18-20 menjelaskan bahwa hadis ini bisa menjadi syiar bagi umat Islam untuk terus diserukan di siang dan malam bulan Ramadan, dan tidak ada satu pun yang mengingkari perihal ini kecuali orang-orang yang tercegah dari kebaikan di bulan Ramadan. Betapa banyak amal-amal kebaikan dianjurkan oleh syariat, diingkari oleh mereka, merek menyatakan bahwa tidak boleh mengtakhish dalil yang mujmal (universal).

Dakwaan mereka tersebut tidaklah benar dan tidak ada dalil dari syariat yang membenarkan itu. Bahkan Nabi sendiri melakukan amaliah tersebut secara terus menerus. Ketika Nabi melakukan sebuah amal, beliau akan selalu melanggengkannya. Hal ini menunjukkan kebalikan dari yang mereka dakwakan dan mereka ingkari. (hal. 20-21).

Doa di Bulan Ramadan

Pada redaksi hadis di atas, disebutkan beberapa amalan yang hendaknya diperbanyak ketika bulan Ramadan.

وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، : خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ

Dan perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka .

Maka para ulama menyimpulkan dengan doa dan zikir yang baik dibaca oleh mereka yang berpuasa, terutama menjelang waktu berbuka puasa, dan setiap kali selesai salat lima waktu atau salat tarwih ataupun kapan waktu yang disukai yaitu:

Kalau dibaca sendiri:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أّسْأَلُكَ الجَنَّةَ، وأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ – ٣X
اَلَّلهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنَّيْ يَا كَرِيْمُ

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Aku memohon ampun kepada Allah, aku memohon kepadamu (ya Allah) akan surga dan aku berlindung denganMu (ya Allah) dari api neraka. (3x) Ya Allah ya Tuhanku sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau suka permohonan maaf, maka maafkanlah daripada aku, wahai Yang Maha Pemurah.

Kalau dibaca beramai-ramai:

نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، نَسْتَغْفِرُ اللهَ، نَسْأَلُكَ الجَنَّةَ، وَنَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ – ٣X
اَلَّلهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ

Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, kami memohon ampun kepada Allah, kami memohon kepadamu (ya Allah) akan syurga dan kami berlindung denganMu (ya Allah) daripada api neraka. (3x) Ya Allah ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau suka permohonan maaf, maka maafkanlah daripada kami kami, wahai Yang Maha Pemurah.

Audio bacaan, bisa di play di bawah.

Bacaan dhikir/doa tersebut ada disebutkan di dalam kitab Kanz an-Najaah wa as-Surur fi ad-Ad’iyah al-Ma`tsurah allati Tasyrah ash-Shuduur karya Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Qudus al-Makki asy-Syafii (wafat 1335 H), pengarang kitab ushul Fiqh Lathaif al-Isyarah syarah dari nadham waraqat Imam Haramain. (unduh kitab)

Termasuk doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika bulan Ramadan oleh Sayyidil Habib Umar bin Hafiz rahimahullah. (Majlis Al-Muwasolah Singapura).

Jumal Ahmad – Islamic Character Development

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *